advertisement
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More
  • WELCOME TO MY BLOG

    Gantungkan semangatmu setinggi bintang dilangit dan rendahkan hatimu serendah mutiara dilautan.

  • Chemistry is Fun

    Gantungkan semangatmu setinggi bintang dilangit dan rendahkan hatimu serendah mutiara dilautan.

  • Chemistry is Fun

    Gantungkan semangatmu setinggi bintang dilangit dan rendahkan hatimu serendah mutiara dilautan.

  • Chemistry is Fun

    Gantungkan semangatmu setinggi bintang dilangit dan rendahkan hatimu serendah mutiara dilautan.

  • Chemistry is Fun

    Gantungkan semangatmu setinggi bintang dilangit dan rendahkan hatimu serendah mutiara dilautan.

Minggu, 30 November 2014

Dampak Unsur

Dampak Unsur/Senyawa di Alam

1.  Dampak gas mulia
Unsur gas mulia, misalnya radon. Radon merupakan sumber radiasi alam yang menimbulkan efek negatif karena sifat gas radon sebagai salah satu penyebab munculnya kanker paru-paru.
2.  Dampak halogen
Unsur halogen, misalnya fluorin. Adanya komponen fluorin dalam air minum melebihi 2 ppm dapat menimbulkan lapisan kehitaman pada gigi.
3.  Dampak alkali
Unsur logam alkali, misalnya rubidium (Rb). Rubidium mudah bereaksi dengan kelembaban kulit untuk membentuk rubidium hedroxid, yang menyebabkan luka bakar dari mata dan kulit.
4.  Dampak alkali tanah
Unsur alkali tanah, misalnya barium (Ba).bahaya barium bagi kesehatan manusia yaitu dalam bentuk serbuk, mudah terbakar pada temperatur ruang. Dalam jangka panjang, dapat menyebabkan naiknya tekanan darah dan terganggunya system saraf.
5.  Dampak aluminium
Terlalu banyak asupan aluminium dapat memberikan efek negative yang dapat merusak otak (menyebabkan Alzheimer), menyebabkan kerusakan DNA,disfungsi ginjal, serta diduga dapat memicu kanker payudara.
6.  Dampak karbon
Gas karbon monoksida(CO) dalam jumlah banyak (konsentrasi tinggi) dapat menyebabkan gangguan kesehatan bahkan juga dapat menimbulkan kematian.
7.  Dampak silikon
Silikon memiliki dampak, baik positif maupun negatif. Namun,seringkali  dampak negatif yang dirasakan oleh para wanita yang bagian tubuhnya di silicon. Adapun dampak negatifnya yaitu:
-   Reaksi yang timbul dapat berupa alergi
-   Menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah
-   Menimbulkan rasa sakit yang berkepanjangan
-   Kulit memerah
-   Kanker              
-   Beresiko pada ginjal
-   Dapat menyebabkan kematian
8.  Dampak belerang
Belerang bersifat mudah terbakar dan menghasilkan gas belerang dioksida (SO2). Gas ini dapat menyesakan pernapasan dan menyebabkan batuk. Dalam jumlah besar, belerang dioksida dapat merusak pernapasan dan menimbulkan radang tenggorokan serta kerusakan paru-paru, bahkan dapat menyebabkan kematian.
9.  Dampak krom
Krom dapat menyebabkan kanker paru-paru, kerusakan hati (liver), dan ginjal. Jika kontak dengan kulit menyebabkan iritasi dan jika tertelan dapat menyebabkan sakit perut dan muntah.
10.   Dampak tembaga
Batas maksimum logam tembaga dalam air adalah 1 bpj. Air yang mengandung tembaga dengan kadar yang melebihi batas maksimum yang diperbolehkan dapat menimbulkan dampak berupa kerongkongan terasa kering, mual-mual, diare yang terus-menerus, dan iritasi pada lambung.
11.   Dampak seng
a) Jika kekurangan zat ini dalam tubuh, dapat menyebabkan kecepatan pertumbuhan menurun, nafsu makan dan masukan makanan menurun, gangguan sistem kekebalan tubuh, perlambatan pematangan seksual dan impotensi.
b) Dosis konsumsi seng (Zn) sebanyak 2 gram atau lebih dapat menyebabkan muntah, diare, demam, kelelahan yang sangat, anemia, dan gangguan reproduksi. Suplemen seng bisa menyebabkan keracunan, begitupun makanan yang asam dan disimpan dalam kaleng yang dilapisi.
12.   Dampak besi
Selain mempunyai banyak manfaat, besi juga dapat membahayakan manusia jika besi tersebut udah berkarat, misalnya saat kita tertusuk besi yang berkarat, maka ada kemungkinan kita akan terkena tetanus. Zat besi juga dapat membahayakan tubuh dan menyebabkan keracunan jika dikonsumsi terlalu banyak.
13.   Dampak oksigen
Kadar oksigen yang rendah dalam tubuh dapat menyebabkan masalah kesehatan utama seperti kejang, tidak sadar, dan akhirnya dapat menyebabkan kematian jika tidak diobati pada waktunya.
14.   Dampak nitrogen
Pencemaran udara oleh gas nitrogen oksida (NOx) dapat menyebabkan timbulnya Peroxy Asetil Nitrates (PAN). PAN ini menyababkan iritasi pada mata yang menyebabkan mata terasa pedih dan berair. Campuran PAN bersama senyawa kimia lainnya yang ada di udara dapat menyebabkan terjadinya kanut foto kimia atau photo chemistry Smog yang sangat mengganggu lingkungan

Terima Kasih. Semoga bermanfaat J           
  

Kegunaan Unsur

Kegunaan Unsur/Senyawa di Alam

Alkali
·       Litium (Li) untuk campuran logam serta memisahkan oksigen dan nitrogen.
·       Uap natrium untuk lampu penerangan jalan raya.
·       Natrium cair untuk pendingin pada reaktor nuklir.
·       Kalium (K) dan sesium (Cs) untuk fotosel.
·       Karnalit (KCl.MgCl2.6H2O) digunakan sebagai pupuk.
·       NaOH (soda kaustik) digunakan dalam pembuatan sabun, detergen, tekstil, kertas, pewarnaan, dan menghilangkan belerang dari minyak bumi.
·       NaHCO3, dikenal sebagai soda kue, banyak digunakan orang dalam pembuatan kue.
Alkali Tanah
·       Kalsium(Ca) diperlukan oleh makhluk hidup untuk pembuatan tulang, gigi, dan kulit (cangkang).
·       Magnesium (Mg) penting dalam klorofil, berperan sebagai katalis pada fotosintesis pengubahan CO2 dan H2O membentuk  gula.
·       Dalam bentuk garamnya, strontium (Sr) dan barium (Ba) digunakan untuk kembang api.
·       Aliase berilium (Be) dan tembaga (Cu) digunakan untuk membuat alat-alat industri.
·       Berilium oksida titik lelehnya tinggi (2.670 oC) sehingga digunakan untuk isolator listrik pada temperatur tinggi.
Aluminium
·       Alat-alat dapur, mobil, pesawat  terbang dan tutup kaleng.
·       Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik sehingga digunakan untuk membuat kawat listrik.
·       Untuk aliase: duralumin, magnalium, dan alnico.
·       Alum atau tawas digunakan untuk mengendapkan kotoran pada pembersihan air.
·       Zeolit atau permutit (Na2O.Al2O.2SiO2O) digunakan untuk melunakkan air sadah.
Fosfor
·       Fosforus penting untuk kehidupan, terutama dalam metabolisme tumbuhan dan binatang.
·       Kurang lebih 60% tulang dan gigi adalah Ca3(PO4)2 atau [3(Ca3(PO4)2).CaF2] dan rata-rata orang mengandung  3,5 kg kalsium fosfat dalam tubuhnya.
·       Batuan fosfat digunakan sebagai bahan baku pembuatan pupuk fosfat.
·       Fosforus juga digunakan untuk kembang api. Pada saat terbakar di udara, fosforus dapat memberikan awan yang bercahaya putih.
Karbon
·       Unsur penting penyusun protein, karbohidrat, dan lemak
·       Karbon dioksida (CO2) penting dalam fotosintesis, produksi pupuk urea, pembuatan softdrink, es kering (CO2 padat) untuk pendingin, dan bahan pemadam api.
·       Grafit untuk pembuatan elektrode, baja, pensil, pengecoran logam, dan sebagai pelumas.
·       Karbon aktif untuk pemurnian dan penghilangan warna gula dan bahan kimia yang lain, mengabsorpsi gas beracun dalam masker gas, dan untuk katalis beberapa reaksi.
Nitrogen
Bahan pupuk, bahan peledak, untuk mengisolasi sistem dari kontak udara, dan pendingin.
Oksigen
·       Untuk respirasi bagi manusia, hewan, dan tumbuhan.
·       Pembuatan TiO2 dari TiCl4. TiO2 digunakan sebagai zat pewarna putih pada cat dan kertas serta sebagai bahan pengisi pada plastik.
·       Oksidasi NH3 dalam industri HNO3.
·       Industri etilena oksida (axirane) dari etena.
·       Sebagai oksidan dalam roket.
·       Di rumah sakit untuk membantu pernapasan.
·       Untuk pernapasan penyelam di laut.
·       Untuk aerasi pengolahan limbah industri.
Belerang
Belerang terutama digunakan untuk membuat asam sulfat. Asam sulfat banyak digunakan untuk membuat pupuk fosfat dan amonium fosfat. Asam sulfat juga digunakan dalam refining minyak bumi, industri baja, aki, dan reaksi-reaksi kimia yang terlibat dalam industri cat, plastik, zat-zat yang mudah meledak, dan obat-obatan.
Silikon
Silikon banyak digunakan terutama yang berhubungan dengan elektronika, seperti mikrokomputer dan kalkulator. Silikon sangat murni digunakan untuk membuat chip komputer.
Besi
·       Pembawa oksigen dalam darah mamalia, burung, dan ikan (hemoglobin).  
·       Penyimpan oksigen dalam jaringan otot (mioglobin).
·       Pembawa elektron dalam tumbuhan, hewan, dan bakteri (cytochromes), serta untuk transfer elektron dalam tumbuhan dan bakteri (feredoksin).
·       Pembuatan baja
Kromium
·       Penyepuhan (elektroplating).
·       Aliase (paduan logam), misalnya nikrom (15% Cr, 60% Ni, dan 25% Fe).
·       Stainless steel mengandung 72% Fe, 19% Cr, dan 9% Ni.
·       Campuran baja agar ulet dan kuat.
·       Pelapis logam untuk melindungi terjadinya korosi dan memberikan tampilan yang berkilau.
·       Kromium sebagai dikromat (Cr2O72–) atau kromat (CrO42–) digunakan secara luas sebagai zat oksidator.
Tembaga (Cu)
Untuk kawat penghantar listrik, pipa air karena tidak reaktif, aliase (misalnya perunggu), fungisida, dan herbisida. 
Nikel (Ni)
Untuk pembuatan aliase. Nikel memperbaiki kekuatan baja dan daya tahannya terhadap reaksi kimia.
Kobalt (Co)
·       Pembuatan aliase dengan baja pada temperatur tinggi. Aliase ini penting untuk pembuatan mesin-mesin pembangkit gas dan baja yang berkecepatan tinggi seperti mesin bubut.
·       Pembuatan pewarna keramik, gelas, dan industri cat.
Titanium (Ti) dan Vanadium (V)
·       Logam Ti dan aliasenya dengan Al digunakan dalam industri pesawat terbang.
·       V2O5 digunakan sebagai katalis pada pengubahan SO2 menjadi SO3 dalamproses kontak pembuatan H2SO4.
Seng
·       Untuk melapisi besi agar tercegah dari perkaratan.
·       Untuk aliase (brass merupakan aliase Cu–Zn mengandung 20%– 50% Zn).
·       Sebagai elektrode negatif pada sel Leclance, sel merkurium, dan sel alkali.    
·       Sebagai bahan pewarna putih pada cat (ZnO).

Terima Kasih. Semoga bermanfaat J
  

Unsur Periode Ketiga


Pada postingan ini saya akan mengulas sedikit mengenai unsur Periode Ketiga.
Dari namanya juga sudah kita ketahui sebagai unsur periode ketiga, berarti unsur-unsur ini di  antaranya adalah : Natrium(Na), magnesium(Mg), aluminium(Al), silikon(Si), fosfor(P), sulfur(S), klorin(Cl) dan argon(Ar). Unsur tersebut terletak dalam golongan yang berlainan, berikut tabel mengenai letak unsur periode 3:
Na
Mg
Al
Si
P
S
Cl
Ar
IA,IIA,IIIA (Logam)
IVA (Metaloid)
VA,VIA,VIIA (Non-metal)
VIIIA (gas mulia)


Sifat dan Ciri Unsur Periode ketiga 


Unsur-unsur yang ada di dalam periode ketiga terdiri dari unsur logam (Na, Mg, Al), metaloid (Si), nonlogam (P, S, Cl), dan gas mulia (Ar). Dari tabel dapat dilihat bahwa keelektronegatifan unsur-unsur periode ketiga semakin ke kanan semakin besar diakibatkan oleh jari-jari atomnya yang semakin ke kanan semakin mengecil. Kekuatan ikatan antar atom dalam logam meningkat (dari Na ke Al). Hal ini berkaitan dengan pertambahan electron valensinya. Dalam periode ketiga, letak logam disebelah kiri, makin ke kiri sifat logam semakin reaktif, Na > Mg > Al. Jadi Na paling reaktif.
Silikon merupakan semi-konduktor/isolator karena termasuk metaloid. Unsur ini mempunyai ikatan kovalen yang sangat besar, begitu juga dengan fosfor, belerang, dan klorin yang merupakan isolator karena termasuk non-logam. Unsur Na, Mg, Al, Si, P, S berwujud padat pada suhu kamar karena unsur-unsur tersebut memiliki harga titik leleh dan titik didih di atas suhu ruangan (di atas 250C). Sedangkan unsur Cl dan Ar berwujud gas karena memiliki titik leleh dan titik didih di bawah suhu ruangan. Wujud itu mempengaruhi kerapatannya masing-masing. Selain itu Mr juga mempengaruhi kerapatan. Seperti yang kita tahu bahwa kerapatan benda Padat lebih besar dibanding Gas. Meskipun P dan S memiliki wujud padat, tetapi tetap saja kerapatannya lebih renggang dibanding Na sampai Si, karena strukturnya sederhana. Oleh karena itu, kerapatan Na sampai Si akan meningkat kemudian turun lagi mulai dari P sampai Ar.
Jari-jari atom berkurang dari Na sampai Cl. Jumlahnya nomor kulit unsur di periode yang sama adalah sama. Maka dari itu, jumlah nomor kulit di periode yang sama tidak berpengaruh pada jari-jari. Tetapi, karena semakin kanan nomor atom akan semakin bertambah, maka muatan inti akan semakin bertambah yang berakibat penarikan elektron valensi semakin kuat. Hal itu membuat jari-jari semakin kecil. Jadi Nomor atom berbanding terbalik dengan jari-jari. Kecuali Argon, karena argon tidak membentuk ikatan, maka kita hanya dapat menghitung jari-jari van der waals.


Dari tabel diatas kita dapat menyimpulkan bahwa, Harga E°red dari kiri (Na) ke kanan (Cl) terus meningkat. Berarti dari kiri ke kanan, kemungkinan direduksi akan bertambah yang artinya unsur yang berada di kiri lebih sulit direduksi (oksidator lemah) dan yang kanan lebih mudah direduksi (oksidator kuat). Dapat dilihat bahwa natrium merupakan reduktor terkuat, sedangkan klorin merupakan oksidator terkuat. Meskipun natrium, magnesium, dan aluminium merupakan reduktor kuat, tapi kereaktifannya berkurang dari Na ke Al. Sedangkan silikon merupakan reduktor yang sangat lemah, jadi hanya dapat bereaksi dengan oksidator-oksidator kuat, misalnya klorin dan oksigen. 
Di lain pihak selain sebagai reduktor, fosfor juga merupakan oksidator lemah yang dapat mengoksidasi reduktor kuat, seperti logam aktif. Sedangkan belerang yang mempunyai daya reduksi lebih lemah daripada fosfor ternyata mempunyai daya pengoksidasi lebih kuat daripada fosfor. Sementara klorin dapat mengoksidasi hampir semua logam dan nonlogam karena klorin adalah oksidator kuat.
Dari kiri kekanan umumnya energi ionisasi cenderung meningkat hal ini disebabkan karena jumlah kulit yang terisi pada unsur-unsur periode tiga tetap sedangkan jumlah elektron valensi yang mengisi kulit terluar semakin banyak sehingga gaya tarik inti semakin kuat dan sehingga kereaktifannya juga menurun. Pada unsur Al (elektron 3p1 terikat tapi lemah) dan S (elektron 3pcenderung melepas 1 elektron agar menjadi setengah penuh) terjadi penyimpangan energi ionisasi yang disebabkan karena konfigurasi elektron Al dan S kurang stabil. Jadi, Mg akan  lebih besar ionisasinya disbanding Al. P akan Lebih besar ionisasinya dibanding S, karena stabil. Jadilah berikut grafiknya :



Energi Ionisasi juga berpengaruh pada sifat asam dan basa. Jika energi ionisasinya tinggi maka semakin sukar melepas elektron. Penyebabnya elektron dari unsur tersebut akan kurang tertarik kearah atau oksigen sehingga kecenderungan untuk membentuk ion OH- menjadi berkurang. Jadi, yang berenergi ionisasi tinggi akan  cenderung berkurang sifat basanya. Pada dasarnya sifat basa berkurang dari kiri ke kanan.
Contoh Reaksi Pada Periode ketiga 
Reaksi dengan Air (H2O) 
1.    Natrium
Natrium mengalami reaksi yang sangat eksoterm dengan air dingin menghasilkan hidrogen dan larutan NaOH yang tak berwarna. 
2Na + 2H2O  →  2NaOH + H2
 2.    Magnesium
Magnesium mengalami reaksi yang sangat lambat dengan air dingin, tetapi terbakar dalam uap air. Lempeng magnesium yang sangat bersih dimasukkan ke dalam air dingin akhirnya akan tertutup oleh gelembung gas hidrogen yang akan mengapungkan lempeng magnesium ke permukaan. Magnesium hidroksida akan terbentuk sebagai lapisan pada lempengan magnesium dan ini cenderung akan menghentikan reaksi. 
2Mg + 2H2O  →  2Mg(OH)2 + H2
Magnesium terbakar dalam uap air dengan nyala putih yang khas membentuk magnesium oksida dan hidrogen.  
Mg + H2O  →  MgO + H2
3.   Aluminium
Serbuk alumunium dipanaskan dalam uap air menghasilkan hidrogen dan alumunium oksida. Reaksinya berlangsung relatif lambat karena adanya lapisan alumunium oksida pada logamnya, membentuk oksida yang lebih banyak selama reaksi.
4Al + 3O2  →  2Al2O3

Terima kasih. Semoga bermanfaat J



Unsur Gas Mulia




Pada pembahasan kali ini saya akan sedikit mengulas mengenai unsur Gas Mulia.
1.    Sejarah Gas Mulia
Golongan gas mulia atau golongan VIII A adalah unsur-unsur yang memiliki delapan electron valensi dengan konfigurasi elektronik terluar ns2 np6. Unsur – unsure tersebut adalah Helium (He), Neon (Ne), Argon(Ar), Kripton(Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn).
Gas mulia yang pertama kali ditemukan adalah Argon. Awalnya seorang ahli fisika inggris, Lord Rayleight (1842-) menemukan bahwa Nitrogen yang diperoleh dari ammonia tenyata jauh lebih ringan daripada Nitrogen yang berasal dari atmosfer. Kemudian ia dan William Ramsay (1852-1916) sama-sama meneliti Nitrogen yang berasal dari atmosfer yaitu dengan memindahkan Nitrogen dari atmosfer dan dihasilkan sejumlah kecil gas lain. Mereka berdua menamakan gas tersebut Argon dari bahasa yunani yang berarti diam. Hal ini disebabkan karena gas tersebut tidak bereaksi dengan apa saja. Setahun kemudian (1895) ditemukan unsur Helium. Kemudian Ramsay dan asistennya Morris Travers (1872-1961) melakukan destilasi bertingkat pada sejumlah besar kuantitas udara cair dan Argon. Pada tahun 1898 mereka berhasil menemukan unsure gas mulia yang lain yaitu krypton, xenon dan neon. Pada tahun 1894, seorang ahli kimia inggris bernama William Ramsay mengidentifikasi zat baru yang terdapat dalam udara. Sampel udara yang sudah diketahui mengandung nitrogen, oksigen, dan  CO2 dipisahkan. Ternyata dari hasil pemisahan tersebut, masih tersisa suatu gas yang tidak reaktif (inert). Karena gas tersebut tidak dapat bereaksi dengan zat-zat lain sehingga dinamakan argon (Bahasa yunani Argos berarti malas). Empat tahun kemudian, Ramsay menemukan unsure baru dari hasil pemanasan mineral kleverit. Dari mineral tersebut terpencar sinar alfa yang merupakan spectrum matahari. Oleh karena itu unsure ini diberi nama Helium (Dari bahasa yunani helios = matahari).Rutherford dan Rays pada tahun 1907 menunjukkan bahwa partikel-partikel alfa tidak lain inti nucleus helium. Pada saat ditemukan, kedua unsur ini tidak dapat dikelompokkan kedalam unsur-unsur yang sudah ada, karena memiliki sifat yang berbeda. Ramsay mengusulkan agar unsur tersebut ditempatkan pada suatu golongan tersendiri, yaitu terletak antara golongan halogen dan golongan alkali. Pada masa itu, golongan tersebut merupakan kelompok unsure yang tidak bereaksi dengan unsur – unsur lain (inert) dan diberi nama golongan unsure gas mulia atau golongan nol.
Gas mulia yang lain ditemukan segera dari hasil destilasi udara cair pada tahun 1898 yaitu neon (neos = baru), xenon (xenos = asing/ tak dikenali) dan krypton (kryptos = tersembunyi). Kemudian pada tahun 1900, Rutherford mendapatkan bahwa ada gas yang dihasilkan oleh mineral radium, gas itu bersifat radioaktif dan dinamakan radon oleh Schmidt dalam tahun 1918.
2.    Keberadaan Di Alam
Gas mulia adalah unsur-unsur yang terdapat dalam golongan VIIIA yang memiliki kestabilan yang sangat tinggi dan sebagian ditemukan di alam dalam bentuk monoatomik. unsur-unsur yang terdapat dalam gas mulia yaitu Helium (He), Neon (Ne), Argon(Ar), Kripton(Kr), Xenon (Xe), Radon (Rn). Gas-gas ini pun sangat sedikit kandungannya di bumi. Dalam udara kering maka akan ditemukan kandungan gas mulia sebagai berikut :
Helium = 0,00052 %
Neon = 0,00182 %
Argon = 0,934 %
Kripton = 0,00011 %
Xenon = 0,000008
Radon = Radioaktif*
Tapi di alam semesta kandungan Helium paling banyak diantara gas mulia yang lain karena Helium meupakan bahan bakar dari matahari. Radon amat sedikit jumlahnya di atmosfer atau udara. Dan sekalipun ditemukan akan cepat berubah menjadi unsur lain, karena radon bersifat radioaktif. Dan karena jumlahnya yang sangat sedikit pula radon disebut juga sebagi gas jarang. Semua unsure gas mulia terdapat di udara. Unsure gas mulia yang paling banyak terdapat di udara adalah argon, sedangkan unsure gas mulia yang paling sedikit adalah radon yang bersifat radioaktif dengan waktu paruh yang pendek ( 4 hari ) dan meluruh menjadi unsure lain. Gas mulia kecuali radon diperoleh dengan cara destilasi bertingkat udara cair. Sedangkan radon hanya dapat diperoleh dari peluruhan radioaktif unsure radium, berdasarkan reaksi inti berikut: 22688Ra 22286Rn + 42He. Helium merupakan komponen (unsure) terbanyak di alam semesta yang diproses dari gas alam, karena banyak gas alam yang mengandung helium. Secara spektoskopik helium telah terdeteksi keberadaanya di bintang-bintang, terutama di bintang yang panas ( seperti matahari). Helium juga merupakan komponen penting dalam reaksi proton–proton dan siklus karbon yang merupakan bahan bakar matahari dan bintang lainnya.              
3.    Sifat Fisik dan Kimia
Gas mulia memiliki beberapa sifat baik secara fisis maupun kimia, sebelum membahas hal tersebut mari kita lihat data-data dari gas mulia. Berikut merupakan beberapa ciri fisis dari gas mulia.
Helium
Neon
Argon
Kripton
Xenon
Radon
Nomor atom
2
10
18
32
54
86
Elektron valensi
2
8
8
8
8
8
Jari-jari atom(Ǻ)
0,50
0,65
0,95
1,10
1,30
1,45
Massa atom (gram/mol)
4,0026
20,1797
39,348
83,8
131,29
222
Massa jenis (kg/m3)
0.1785
0,9
1,784
3,75
5,9
9,73
Titik didih (0C)
-268,8
-245,8
-185,7
-153
-108
-62
Titikleleh (0C)
-272,2
-248,4
189,1
-157
-112
-71
Bilangan oksidasi
0
0
0
0;2
0;2;4;6
0;4
Keelekronegatifan
-
-
-
3,1
2,4
2,1
Entalpi peleburan (kJ/mol)
*
0,332
1,19
1,64
2,30
2,89
Entalpi penguapan (kJ/mol)
0,0845
1,73
6,45
9,03
12,64
16,4
Afinitas elektron (kJ/mol)
21
29
35
39
41
41
Energi ionisasi (kJ/mol)
2640
2080
1520
1350
1170
1040

Helium dipadatkan dengan cara menaikkan tekanan bukan menurunkan suhu. Adapula hal penting yang menyebabkan gas mulia amat stabil yaitu konfigurasi elektronnya. Berikut adalah konfigurasi elektron gas mulia :
He = 1s2
Ne = 1s2 2s2 2p6
Ar = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
Kr = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
Xe = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6
Rn = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2 4f14 5d10 6p6
Karena konfigurasi elektronnya yang stabil gas mulia juga biasa digunakan untuk penyingkatan konfigurasi elektron bagi unsur lain.
contoh :
Br = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p
Menjadi
Br = [Ar] 4s2 3d10 4p5
      Sifat-sifat umum gas mulia antara lain :
1.    Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa dan sedikit larut dalam air.
2.    Mempunyai elektron valensi 8 dan khusus untuk Helium mempunyai elekron valensi 2.
3.    Terdiri atas satu atom (monoatomik).
4.    Kulit terluarnya sudah penuh maka gas mulia bersifat stabil dan tidak reaktif. Jadi, afinitas elektronnya mendekati nol.
Sifat fisika gas mulia antara lain :
Selain memiliki karakteristik yang khas pada sifat atomik gas mulia juga memiliki karakteristik yang khas untuk sifat fisisnya.
1.    Kerapatannya bertambah dari Helium ke Radon
Nilai kerapatan gas mulia dipengaruhi oleh massa atom, jari-jari atom dan gaya London. Nilai kerapatan semakin besar dengan pertambahan massa atom dan kekuatan gaya London, sebaliknya semakin kecil dengan pertambahan jari-jari atomnya, karena nilai kerapatan gas mulia bertambah dari He ke Rn maka kenaikan nilai massa atom dan kekuatan gaya London dari He ke Rn lebih dominan dibandingkan kenaikan jari-jari atom.
2.    Titik didih dan titik leleh bertambah dari He ke Rn
Hal ini dikarenakan kekuatan gaya London bertambah dari He ke Rn sehingga atom-atom gas mulia semakin sulit lepas. Dibutuhkan energy dalam hal ini suhu yang semakin besar untuk mengatasi gaya London yang semakin kuat. Titik didih dan titik leleh gas mulia makin tinggi dengan makin besarnya nomor atom. Titik didihnya beberapa derajat dibawah titik lelehnya. Titik didih dan titik leleh gas mulia sangat rendah hal tersebut menunjukkan bahwa gaya tarik menarik antar atom (ikatan van der waals) sangat lemah. Helium merupakan zat yang titik didihnya paling rendah dibandingkan dengan semula zat di alam semesta. Titik leleh Helium (-2720) mendekati suhu mutlak. Gas mulia memiliki titik didih dan titik leleh yang sangat rendah oleh karena itu di alam gas mulia berwujud gas.
Kestabilannya yang tinggi juga menyebabkan gaya tarik-menarik antar atom-atomnya lemah sekali. Karenanya unsure-unsur gas mulia dalam keadaan biasa (suhu normal) berfasa gas. Jadi, lemahnya gaya tarik-menarik menyebabkan titik didih dan titik lelehnya sangat rendah.
3.    Energi ionisasi.
Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan untuk membebaskan elektron suatu atom. Untuk unsur segolongan (atas-bawah), semakin ke bawah semakin kecil potensial ionisasinya sedangkan untuk unsur seperiode (Kiri-kanan), semakin ke kanan semakin besar potensial ionisasinya. Begitu juga dengan unsur-unsur golongan gas mulia dari atas ke bawah cenderung lebih kecil. Hal ini dikarenakan meski muatan inti bertambah positif namun jari-jari atom bertambah besar. Keadaan ini menyebabkan gaya tarik menarik inti terhadap elektron terluar semakin lemah sehingga energi ionisasi semakin berkurang. Energi ionisasi gas mulia lebih besar dibandingkan dengan golongan lainnya. Kestabilannya yang tinggi menyebabkan atom-atomnya sukar sekali untuk mengion. Oleh sebab itu, energi ionisasi unsur-unsur gas mulia lebih tinggi dibandingkan dengan unsur-unsur lain. Afinitas elektron yang mendekati nol dan energi ionisasi yang tinggi menyebabkan atom-atom unsur gas mulia mempunyai kecendrungan untuk tidak mengikat atau melepas elektron dalam keadaan normal. Sehingga dalam keadaan bebas unsur-unsur gas mulia berada dalam bentuk tunggal (monoatomik). Misalnya Hidrogen, Oksigen, dan klor dalam keadaan bebas berbentuk diatomic (molekul yang terdiri dari dua atom dari unsur yang sama), yaitu H2, O2, Cl2 sedangkan unsur-unsur gas mulia berada dalam bentuk He, Ne, Ar, Kr, Xe dan radon.
4.    Afinitas elektron
Afinitas elektron adalah energi yang dibebaskan atom netral dalam pengikatan electron untuk membentuk ion negatif. Dengan elektron valensi yang sudah penuh, unsur gas mulia sangat sukar untuk menerima elektron. Hal ini dapat dilihat dari harga afinitas elektron yang rendah. Karena unsur - unsur gas mulia memiliki kestabilan tinggi yang disebabkan kulit terluarnya terisi penuh, maka afinitas elektronnya mendekati nol. Atom-atom unsur gas mulia sangat sulit untuk menerima electron lagi pada kulit terluarnya.
Sifat kimia gas mulia
1.    Kereaktifan gas mulia sangat rendah
Gas mulia bersifat inert (lembam) di alam tidak ditemukan satupun senyawa dari gas mulia. Sifat inert yang dimiliki ini berhubungan dengan konfigurasi elektron yang dimilikinya. Elektron valensi gas mulia adalah 8 (kecuali 2 untuk Helium) dan merupakan konfigurasi yang paling stabil. Gas mulia memiliki energi pengionan yang besar dan afinitas yang kecil. Energi pengionan yang besar memperlihatkan sukarnya unsur-unsur gas mulia melepaskan electron sedangkan afinitas electron yang rendah menunjukkan kecilnya kecenderungan untuk menyerap elektron. Oleh karena itu, gas mulia tidak memiliki kecenderungan untuk melepas ataupun menyerap elektron. Jadi, unsur-unsur dalam gas mulia sukar untuk bereaksi. Namun, untuk unsur gas mulia yang mempunyai energi ionisasi yang kecil dan afinitas elektron yang besar mempunyai kecenderungan untuk membentuk ikatan kimia contohnya Xe dapat membentuk senyawa XeF2, XeF4 dan XeF6. Kereaktifan gas mulia akan berbanding lurus dengan jari-jari atomnya. Jadi, kereaktifan gas mulia akan bertambah dari He ke Rn. Hal ini disebabkan pertambahan jari-jari atom menyebabkan daya tarik inti terhadap elektron kulit terluar berkurang, sehingga semakin mudah ditarik oleh atom lain. Walaupun, demikian unsur gas mulia hanya dapat berikatan dengan unsur yang sangat elektronegatif seperti fluorin dan oksigen.
2.    Makin besar jari-jari atom maka kereaktifan gas mulia semakin bertambah.
Pada tahun 1962, Neil Bartlet berhasil membuat senyawa stabil dari Xenon yaitu XePtF6. Penemuan ini membuktikan bahwa gas mulia dapat bereaksi dengan unsur lain, meskipun dalam reaksi yang sangat terbatas dan harus memenuhi kriteria berikut :
1.    Harga energi ionisasi gas mulia yang akan bereaksi haruslah cukup rendah (terletak dibagian bawah pada SPU). Oleh karena itu, sampai sekarang gas mulia yang sudah dapat dibuat senyawanya barulah Kripton, Xenon, dan Radon.
2.    Reaksi hanya akan terjadi apabila gas mulia direaksikan dengan unsur-unsur yang sangat elektronegatif seperti fluorin dan oksigen.
Dari He ke Rn energy ionisasinya semakin kecil. Artinya semakin besar nomor atom gas mulia, maka jari-jari atomnya semakin besar pula dan kereaktifannya semakin bertambah besar. Jika jari-jari atom bertambah besar maka gaya tarik inti atom terhadap elektron terluar makin lemah sehingga electron lebih mudah tertarik ke zat lain. Hal tersebut terbukti karena sampai saat ini belum ada senyawa gas mulia dari Helium, Neon dan Argon. Senyawa gas mulia yang berhasil dibuat adalah senyawa dari xenon, krypton dan radon karena memang helium, neon dan argon sangat stabil sedangkan xenon, krypton dan radon lebih reaktif. Di dalam gas mulia senyawa xenon merupakan senyawa yang paling banyak dibuat. Sifat kereaktifan unsur-unsur gas mulia berurut Ne > He > Ar > Kr > Xe. Radon radioaktif. Konfigurasi electron gas mulia dijadikan sebagai acuan bagi unsure-unsur lain dalam system periodik.
3.    Gas mulia memiliki karakteristik
·      Tidak berwarna
·      Tidak berbau
·      Tidak berasa
·      Pada keadaan standar, gas mulia tidak dapat terbakar  
Senyawa Gas Mulia
Sampai dengan tahun 1962, para ahli masih yakin bahwa unsur – unsur gas mulia tidak bereaksi. Kemudian seorang ahli kimia bernama Neil Bartlett berhasil membuat persenyawaan yang stabil antara unsur gas mulia dan unsur lain yaitu XePtF6. Keberhasilan ini didasarkan pada reaksi PtF6 + O2 → (O2)+  +  (PtF6)-. PtF6 ini bersifat oksidator kuat. Molekul oksigen memiliki energy ionisasi 1165 kj/mol, harga energi ionisasi ini mendekati harga energi ionisasi unsur gas mulia Xe = 1170 kj/mol. Atas dasar data tersebut, maka untuk pertama kalinya Bartlett mencoba mereaksikan Xe dengan PtF6 dan termyata menghasilkan senyawa yang stabil sesuai denagn persamaan reaksi: Xe + PtF6  → Xe+  +  (PtF6)-.
Setelah berhasil membentuk senyawa XePtF6 maka gugurlah anggapan bahwa gas mulia tidak dapat bereaksi kemudian para ahli lainnya mencoba melakukan penelitian dengan mereaksikan xenon dengan zat-zat oksidator kuat diantaranya langsung dengan gas fluorin dan menghasilkan senyawa XeF2, XeF4, dan XeF6. Reaksi gas mulia lainnya yaitu krypton yaitu, menghasilkan KrF2. Radon dapat bereaksi langsung dengan F2 dan menghasilkan RnF2. Hanya saja senyawa KrF2 dan RnF2 bersifat tidak stabil. Senyawa gas mulia He, Ne dan Ar sampai saat ini belum dapat dibuat karna tingkat kesetabilannya yang sangat besar.
Syarat- syarat pembentuk gas mulia
1.    Gas mulia keelektronegatifannya besar ( Kr, Xe )
2.    Atom gas mulia  yang mudah mengion
3.    Unsure lain yang akan bersenyawa dengan gas mulia keelektronegatifannya besar seperti F dan O.
·       Senyawa Xenon Fluor
Xenon dapat bereaksi langsung dengan fluor dan senyawa oksigen dapat diperoleh dari senyawa Xenon fluorida.
1.    Xenon difluorida
 Senyawa XeF2 dibuat dengan interaksi Xe dengan kekurangan F2 pada tekanan tinggi. Ia larut dalam air menghasilkan larutan dengan bau tajam XeF2. Hidrolisis berlangsung lambat namun cepat dengan adanya basa XeF2 + 2OH- → Xe +1/2O2 +2F- + H2O. XeF2 juga dapat terbentuk dari xenon padat direaksikan dengan difluora oksida pada suhu 120C.
Xe(s)  +  F2O(g) →  XeF2(S) +1/2O2(g). XeF2 pereaksi yang baik untuk reaksi flourinasi benzene yaitu untuk mensubsitusi atom H pada benzene dengan atom F.
C6H6 + XeF2  →  C6H5F  + Xe  + HF
2.    Xenon tetraflourida (XeF4)
 Senyawa XeF4 dibuat dari memenaskan Xe dan F2 pada suhu 400oC dan tekanan 6 atm dengan katalis nikel,tetapi dikotori oleh XeF2 lebih banyak. Sebaiknya bila perbandingan itu besar maka XeF4 yang banyak.
XeF2  + F2     XeF4
3.    Xenon heksaflourida (XeF6)
Senyawa ini diperoleh dengan interaksi XeF4 dan F2 dibawah tekanan atau langsung dari Xe dan flour pada suhu diatas 250oC dan tekanan >50 atm. XeF6 pada suhu kamar (25oC,1 atm) berbentuk kristal berwarna dengan titik leleh 48oC. Bentuk molekulnya diduga oktahedral yang terdistorsi atau secara teori segi lima piramida. XeF luar biasa reaktif, dapat bereaksi dengan silica membentuk senyawa oksi gas mulia yang paling stabil, reaksinya sebagai berikut:
SrO2 (s) + 2XeF6(g)      SiF+ 2XeOF4(g)
Pada suhu kamar XeOFberbentuk cairan tak berwarna. Molekul XeOFdan XeOberbentuk segi empat piramida dan segitiga piramida. XeFdapat bertindak sebagai garam terhadap F- dan dapat diubah menjadi heptafluoroheksat.
XeF+ RbF  →  RbXeF
Garam Rb dan Cs adalah senyawaan xenon yang paling stabil yang dikenal dan terdekomposisi hanya di atas 4000C. Garam natrium kurang stabil dan dapat digunakan untuk memurnikan XeFkarena ia terdekomposisi di bawah 1000C.
·       Senyawa Xenon – Oksigen
Xenon dapat bereaksi dengan oksigen membentuk suatu senyawa yang disebut dengan xenon oksida, seperti :
1.    Xenon Trioksida (XeO3)
Senyawa XeO3 dibentuk dalam hidrolisis XeF4 dan XeF6
3XeF4 + 6H2O  →  XeO3 + 2Xe + 3/2 O2 + 12Hf
XeF6 + 3H2O    →   XeO3 + 6HF
Larutan XeO3 tiak berwarna, tidak berbau dan stabil. Dalam penguapan XeO3 diperoleh sebagai suatu padatan putih yang mudah menguap di udara yang berbahaya karena mudah meledak. Dalam larutan yang bersifat basa, ion xenat (IV) dibentuk :
XeO3 + OH →  HXeO4-
Namun ion HXeO4disproporsionasi lambat menghasilkan ion Ksenat (IV) atau persenat.
2(Xe4)- + 2OH→ (XeO6)4- + Xe + O2 + 2H2O. Persenat dibentuk tidak hanya dengan disproporsionasi HXeO-4 namun juga bila mana ion ini dioksidasi dengan ozon. Larutan persenat merupakan pengoksidasi yang kuat dan cepat. Dalam larutan alkali bentuk utama ialah ion HXeO2-6 dan persenat hanya direduksi lambat oleh air. Meskipun demikian dalam larutan asam reaksinya berlangsung segera : HXeO2-+ H+  → HXeO-4 + ½ O2 + H2O
Xenon Tetraoksida (XeO4)
Apabila barium persenat dipanaskan dengan H2SO4 pekat xenon tetraoksida terbentuk sebagai gas yang mudah meledak dan sangat tidak stabil.
·       Garam Xenon
Senyawa xenon dalam bentuk garam yang telah berhasil dibuat adalah garam dari xenon dengan fluor. Seperti XePtF6, CeXeF6, CsXeF8, NaHXeO4 dan Na4XeO6.
·       Senyawa Kripton dan Radon
Senyawa radon dapat bereaksi spontan dengan fluorin tetapi waktu hidupnya singkat karena radon merupakan unsur radioaktif. Senyawa krypton hanya membentuk senyawa dengan tingkat oksidasi +2 membentuk senyawa KrF2. Radon dapat bereaksi dengan F2 dan menghasilkan RnF2 hanya saja senyawa KrF2 dan RnF2 bersifat tidak stabil.

Terima Kasih. Semoga bermanfaat J


                                                         

Jadwal Sholat

Jadwal Waktu Shalat Wilayah Semarang, Jawa Tengah, Indonesia
Jadwal Waktu Shalat Wilayah Semarang

"Selalu ada Allah SWT, maka berharaplah kepada-Nya" (Kasmui@Allah.SWT)
Home

Twitter Facebook Google Plus Instagram RSS Feed Email

Blogger news

Blogroll

Blogger templates

Jam

Calender

Musik

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

Foto saya
Indonesia
Mahasiswa Aktif UNNES

Pengikut

Popular Posts

Copyright © Pembelajaran Kimia | Powered by Blogger
Design by SimpleWpThemes | Blogger Theme by Nickval Widagdo