UNSUR TRANSISI (UNSUR
PERIODE KEEMPAT)
Unsur-unsur transisi di dalam sistem
periodik unsur dinyatakan sebagai unsur golongan B. Golongan ini dimulai dari
IB, II, IIIB, IVB, VB, VIB, VIIB, dan VIIIB. Berdasarkan konfigurasi
elektronya, unsur-unsur transisi terletak pada blok d dalam sistem periodik
unsur. Unsur-unsur transisi periode 4, yaitu Skandium (Sc) Titanium (Ti),
Vanadium (V), krom (Cr), mangan (Mn), besi (Fe), kobalt (Co) nikel (Ni),
tembaga (Cu), dan seng (Zn).
Secara umum, unsur-unsur transisi periode 4 mempunyai sifat fisik sebagai
berikut:
1. Unsur-unsur transisi merupakan unsur logam yang beerwujud padat
pada suhu ruangan dengan ikatan logam yang kuat.
2. Memiliki beberapa bilangan oksidasi kecuali Sc dan Zn.
3. Senyawa yag dibentuk dari unsur transisi memiliki warna yang
menarik.
4. Senyawanya dapat ditarik oleh medan magnet (paramagnetik).
5. Unsur transisi dapat membentuk senyawa kompleks dan senyawa
koordinasi.
6. Memiliki titik lebur dan titik didih tinggi.
v Sifat fisika unsur-unsur
periode keempat
1. Sifat Logam
Semua unsur transisi adalah logam, yang bersifat lunak, mengkilap, dan
penghantar listrik dan panas yang baik. Perak merupakan unsur transisi yang
mempunyai konduktivitas listrik paling tinggi pada suhu kamar dan tembaga di
tempat kedua. Dibandingkan dengan golongan IA dan IIA, unsur logam transisi
lebih keras, punya titik leleh, titik didih, dan kerapatan lebih tinggi. Hal
ini disebabkan karena unsur transisi berbagi elektron pada kulit d dan s,
sehingga ikatannya semakin kuat.
Kecuali seng logam-logam transisi memiliki elektron-elektron yang
berpasangan. Hal ini lebih memungkinkan terjadinya ikatan-ikatan logam dan
ikatan kovalen antaratom logam transisi. Ikatan kovalen tersebut dapat
terbentuk antara elektron-elektron yang terdapat pada orbital d. Dengan
demikian, kisi kristal logam-logam transisi lebih sukar dirusak dibanding kisi
kristal logam golongan utama. Itulah sebabnya logam-logam transisi memiliki
sifat keras, kerapatan tinggi, dan daya hantar listrik yang lebih baik
dibanding logam golongan utama.
Karakteristik Logam Transisi Periode Keempat
Karakteristik
|
Sc
|
Ti
|
V
|
Cr
|
Mn
|
Fe
|
Co
|
Ni
|
Cu
|
Zn
|
Nomor Atom
KonfigurasiElektron
Densitas
(g/am3)
Titik
leleh
Titik didh
Kekerasan
|
21
4s23d1
3,0
1.539
2.730
-
|
22
4s23d2
4.51
1.668
3.260
-
|
23
4s23d3
6.1
1.900
3.450
-
|
24
4s23d4
7.19
1.845
2.665
9.0
|
25
4s23d5
7.43
1.245
2.150
5.0
|
26
4s23d6
7.86
1.536
3.000
4.5
|
27
4s23d7
8.9
1.495
2.900
-
|
28
4s23d8
8.9
1.453
2.730
-
|
29
4s23d9
8.96
1.083
2.595
2,8
|
30
4s23d10
7.14
419.5
905
2,5
|
2. Bilangan Oksidasi
Tidak seperti golongan IA dan IIA yang hanya mempunyai bilangan oksidasi +1
dan +2, unsur-unsur logam transisi mempunyai beberapa bilangan oksidasi.
Seperti vanadium yang punya bilangan oksidasi +2, +3, dan +4 (Keenan, dkk,
1992: 167).
IIIB
Sc
|
IVB
Ti
|
VB
V
|
VIB
Cr
|
VIIB
Mn
|
VIIIB
|
IB
CU
|
IIB
Zn
|
||
Fe
|
Co
|
Ni
|
|||||||
+3*
|
+2
+3
+4*
|
+2
+3
+4*
+5
|
+2
+3*
+4
+5
+6
|
+2*
+3
+4
+5
+6
+7 |
+2*
+3*
+4
+5
+6
|
+2
+3*
+4
|
+1
+2*
+3
|
+1
+2*
+3
|
+2*
|
3. Sifat Kemagnetan
Setiap atom dan molekul mempunyai sifat magnetik, yaitu paramagnetik, di
mana atom, molekul, atau ion sedikit dapat ditarik oleh medan magnet karena ada
elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya dan diamagnetik, di mana atom,
molekul, atau ion dapat ditolak oleh medan magnet karena seluruh elektron pada
orbitnya berpasangan. Sedangkan pada umumnya unsur-unsur transisi bersifat
paramagnetik karena mempunyai elektron yang tidak berpasangan pada
orbital-orbital d-nya. Sifat paramagnetik ini akan semakin kuat jika jumlah
elektron yang tidak berpasangan pada orbitalnya semakin banyak. Logam Sc, Ti,
V, Cr, dan Mn bersifat paramagnetik, sedangkan Cu dan Zn bersifat diamagnetik.
Untuk Fe, Co, dan Ni bersifat feromagnetik, yaitu kondisi yang sama dengan
paramagnetik hanya saja dalam keadaan padat (Brady, 1990: 698).
4. Titik Leleh dan Titik Didih
Unsur-unsur transisi umumnya memiliki titik leleh dan titik didih yang
tinggi karena ikatan antaratom logam pada unsur transisi lebih kuat. Titik
leleh dan titik didih seng jauh lebih rendah dibanding unsur transisi periode
keempat lainnya karena pada seng orbital d-nya telah terisi penuh sehingga
antaratom seng tidak dapat membentuk ikatan kovalen.
5. Ion Berwarna
Tingkat energi elektron pada unsur-unsur transisi yang hampir sama
menyebabkan timbulnya warna pada ion-ion logam transisi. Hal ini terjadi karena
elektron dapat bergerak ke tingkat yang lebih tinggi dengan mengabsorpsi sinar
tampak. Pada golongan transisi, subkulit 3d yang belum terisi penuh menyebabkan
elektron pada subkulit itu menyerap energi cahaya, sehingga elektronnya
tereksitasi dan memancarkan energi cahaya dengan warna yang sesuai dengan warna
cahaya yang dapat dipantulkan pada saat kembali ke keadaan dasar. Misalnya Ti2+ berwarna
ungu, Ti4+tidak berwarna, Co2+ berwarna merah muda,
Co3+ berwarna biru, dan lain sebagainya.
Warna Senyawa Logam Transisi dengan berbagai bilangan oksidasi
Unsure
|
+1
|
+2
|
+3
|
+4
|
+5
|
+6
|
+7
|
Sc
|
-
|
-
|
Tb
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Ti
|
-
|
-
|
ungu
|
Tb
|
-
|
-
|
-
|
V
|
-
|
Ungu
|
Hijau
|
biru
|
Merah
|
-
|
-
|
Cr
|
-
|
Biru
|
Hijau
|
-
|
-
|
Jingga
|
-
|
Mn
|
-
|
Merah muda
|
Coklat
|
Coklat tua
|
Biru
|
Hijau
|
Ungu
|
Fe
|
-
|
Hijau
|
Kuning
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Co
|
-
|
Merah muda
|
Ungu
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Ni
|
-
|
Hijau
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Cu
|
Tb
|
Biru
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Zn
|
-
|
Tb
|
-
|
-
|
-
|
v Sifat-sifat Kimia
Unsur-unsur periode keempat
1. Kereaktifan
Dari data potensial elektroda, unsur-unsur transisi periode keempat
memiliki harga potensial elektroda negatif kecuali Cu (E° = + 0,34 volt). Ini
menunjukkan logam-logam tersebut dapat larut dalam asam kecuali tembaga.
Kebanyakan logam transisi dapat bereaksi dengan unsur-unsur nonlogam, misalnya
oksigen, dan halogen.
2Fe(s) + 3O2(g)
2Fe2O3(s)
Skandium dapat bereaksi dengan air menghasilkan gas hidrogen.
2Se(s) + 6H2O(l)
3H2(g) + 2Sc(OH)3(aq)
2. Pembentukan Ion Kompleks
Semua unsur transisi dapat membentuk ion kompleks, yaitu suatu struktur
dimana kation logam dikelilingi oleh dua atau lebih anion atau molekul netral
yang disebut ligan. Antara ion pusat dengan ligan terjadi ikatan kovalen
koordinasi, dimana ligan berfungsi sebagai basa Lewis (penyedia pasangan
elektron).
Contoh:
[Cu(H2O)4]2+
[Fe(CN)6]4+
[Cr(NH3)4 Cl2]+
Senyawa unsur transisi umumnya berwarna. Hal ini disebabkanperpindahan
elektron yang terjadi pada pengisian subkulit d denganpengabsorbsi sinar
tampak. Senyawa Sc dan Zn tidak berwarna.
v Kelimpahan unsur-unsur
periode Keempat dialam dan mineralnya
Unsur-unsur transisi periode keempat di alam sebagian besar ditemukan dalam
bentuk senyawa oksida dan sulfida. Hal itu terjadi karena unsur-unsur transisi
periode keempat sangat mudah teroksidasi dan mempunyai afinitas yang cukup
besar terhadap oksigen dan belerang. Selain itu, okisigen dan belerang termasuk
unsur-unsur yang sangat reaktif terhadap logam dan tersebar di kerak bumi.
Keberadaan unsur-unsur transisi periode keempat di Indonesia
Unsur
|
Mineral
|
Rumus
Kimia
|
Daerah
|
Sc
|
Thortveitite
|
Sc2Si2O
|
-
|
Ti
|
Rutil
Ilmenit
|
TiO2
FeTiO3
|
-
-
|
V
|
Vanadit
|
Pb3(VO4)2
|
-
|
Cr
|
Kromit
|
FeCr2O4
|
Sulawesi
Tengah
|
Mn
|
Pirolusit
Manganit
|
MnO2
Mn2O3.H2O
|
Kalimantan
Barat, Yogyakarta
|
Fe
|
Hematitit
Magnetit
Limonit
Siderit
Pirit
|
Fe2O3
Fe3O4
Fe2O3.H2O
FeCO3
FeS2
|
Kalimantan
Barat
Sumatera
Barat
Sumatera
Selatan
Sulawesi
Tengah
Sulawesi
Tengah
|
Co
|
Kobaltit
Smaltit
|
CoAsS
COAs2
|
Sulawesi
Tengah
Sulawesi
Tenggara
|
Ni
|
Pentlandite
Garnerit
|
(FeNi)S
H2(NiMg)SiO4.2H2O
|
Sulawesi
Tengah
Sulawesi
Tenggara
|
Cu
|
Kalkopirit
malasit
Kalkosit
|
CuFeS2
Cu2(OH)2CO3
Cu2S
|
Kalimantan
Barat
Papua
Sumatera
Barat
|
Zn
|
Seng
blende/ sphalerite
Calamine
|
ZnS
ZnCO3
|
Sumatera
Barat
Sulawesi
Tengah
|
v Unsur-unsur periode
keempat
a) Skandium (Sc)
Kelimpahan skandium di kulit bumi sekitar 0,0025%. Di dalam skandium
terdapat hanya sedikit bersama dengan unsur-unsur lantanida. Kandungan unsur
ini dalam mineral hanya berkisar 5 – 30 ppm dan sangat sulit dipisahkan dari
mineralnya. Akibatnya, produksi skandium hanya dalam satuan gram atau kilogram
(tidak sampai ton). Oleh karena itu, harganya sangat mahal sehingga sangat
jarang ditemukan dan dimanfaatkan.
Ion Sc3+ tidak berwarna dan bersifat amfoter, mirip dengan
Al3+. Skandium memiliki reaktifitas yang tinggi yang bersifat isotop
radioaktif dengan waktu paruh yang singkat. Skandium -45 merupakan satu-satunya
isotop alami yang tidak bersifat radioaktif.
Skandium digunakan sebagai komponen pada lampu berintensitas tinggi. Selain
itu, skandium dapat menghasilkan larutan asam pada proses hidrolisis [Sc(H2O)6]3+ dan
membentuk senyawa Na3ScF6 yang mirip kriolit (Na3AlF6).
Sakndium juga dimanfaatkan sebagai bahan pembentuk gelatin hidroksida (Sc(OH)3)
yang bersifat amfoter. Logam skandium dibuat dengan elektrolisis cairan ScCl3 yang
dicampurkan dengan klorida-klorida lain.
b) Titanium (Ti)
Kelimpahan titanium dikulit bumi cukup banyak sekitar 0,6%. Selain rutil
dan ilmenit, mineral yang mengandung titanium yaitu perovskite (CaTiO3)
dan titanit (CaTiOSiO4). Densitas titanium rendah, kekuatan
strukturnya tinggi pada suhu tinggi, dan tahan terhadap korosi (karat). Oleh
karena itu titanium banyak digunakan dalam industri pesawat terbang, mesin
turbin, dan peralatan kelautan.
Titanium juga bersifat amfoter, inert, putih cerah, tidak tembus cahaya,
dan tidak beracun (nontoksik). Sifat-sifat ini dimanfaatkan untuk membuat
pemutih dan pengilap kertas, pigmen putih dalam cat, keramik, kosmetik, kaca,
plastik, dan bahan-bahan lain dalam industri kimia.
Logam titan (Ti) diperoleh dengan jalan mengalirkan gas klorin pada TiO2 sehingga
terbentuk TiCl4. Reaksikan
TiO2(s) + 2C(s) + 2Cl2(g)
TiCl4(s) + 2CO(g)
TiCl4 yang terjadi direduksi dengan logam Mg pada suhu
tinggi yang bebas oksigen. Reaksinya :
TiCl4(s) + 2Mg(s)
Ti(s) + 2MgCl2(s)
c) Vanadium (V)
Vanadium dikulit bumi terdapat 0,02%. Meskipun sedikit vanadium tersebar
luas di alam. Vanadium juga dapat diperoleh dari pembakaran oksidanya berupa
vanadium pentaoksida (V2O5) digunakan sebagai katalis
pada pembuatan asam sulfat dalam proses kontak. Sementara itu, vanadium dalam
bentuk logam campuran (aliase) dengan besi menghasilkan ferovanadium yang
bersifat keras, kuat, dan tahan korosi. Oleh karena itu, ferovanadium banyak
digunakan dalam pembuatan peralatan tehknik yang tahan getaran, misalnya pegas,
per mobil, pesawat terbang, dan kereta api.
Ferovanadium dihasilkan dari reduksi V2O5 dengan
campuran silikon (Si) dan besi (Fe). Reaksinya:
2V2O5(s) + 5Si(s) +Fe(s)
4V(+Fe)(s) + 5SiO2(s)
Ferofanadium
Senyawa SiO2 ditambah dengan CaO menghasilkan suatu terak
CaSiO3 yaitu bahan yang dihasilkan selama pemurnian logam.
Reaksinya:
SiO2(s) + CaO(s)
CaSiO3(s)
Terak
d) Krom (Cr)
Kelimpahan krom di kulit bumi hanya 0,0122%. Meskipun demikian krom banyak
digunakan dalam industri logam karena merupakan komponen paling penting. Logam
krom reaktif terhdapa oksigen dan membentuk oksida yang berupa lapisan tipis
dipermukaan logam. Lapisan tersebut melindungi logam dari oksidasi lebih
lanjut. Oleh karena itu, logam krom banyak digunakan untuk melapisi logam lain
agar tahan karat secara elektroplating, misalnya nikrom pada alat pemanas
(stainless steel) mengandung 18% krom. Selain itu krom juga digunakan sebagai
bahan dasar dalam industri baja sehingga dihasilkan baja yang lebih kuat dan mengkilap.
Kromit (FeCr2O4) direduksi oleh karbon menghasilkan
ferokrom. Reaksinya:
FeCr2O4(s) + 4C(s)
Fe(s) +2Cr(s) + 4CO(s)
Ferokrom
Logam krom dibuat menurut proses Goldschmidt dengan jalan mereduksi Cr2O3 dengan
logam aluminium. Reaksinya :
Cr2O3(s) + 2Al(s)
Al2O3(s) + 2Cr(s)
Biloks
|
Senyawa
|
+2
|
CrX2
|
+3
|
CrX3, Cr2O3, dan
Cr(OH)3
|
+6
|
K2Cr2O7, Na2CrO4,
dan CrO3
|
e) Mangan (Mn)
Mangan terdapat dialam dalam jumlah melimpah. Selin dalam bentuk mineral
pirolusit mangan terdapat di alam dalam bentuk spat mangan (MnO3),
dan manganit (Mn2O3H2O).
Mangan bayak digunakan pada industri baja sebagai campuran (alloy) mangan
dengan besi yang disebut feromangan. Feromangan digunakan sebagai bahan pembuat
mesin dan alat berat karena sifatnya yang sangat keras, kuat, dan tahan
gesekan. Selain itu, mangan dalam bentuk senyawa MnO2 digunakan
pada baterai kering.
Pembuatan feromangan dilakukan dengan mereduksi MnO2 dengan
campuran besi oksida dan karbon.
Reaksinya :
MnO2(s) + Fe2O3(s) + 5C(s)
2Fe(s)
+ Mn(s) + 5CO(s)
Feromangan
Pada proses ini mangan dalam baja feromangan berfungsi untuk mengikat
oksigen agar pada proses penuangan tidak terjadi gelembung-gelembung udara yang
menyebabkan baja kropos (berongga di dalamnya).
Logam mangan murni dibuat dengan proses alumino thermi seperti
pembuatan logam krom. Reaksinya :
Tahap 1 : 3MnO2(s)
Mn3O4(g) + O2(g)
Tahap 2 : 3Mn3O4(s) + 8Al(s)
9Mn(s)
+ 4Al2O3(s)
Biloks
|
Senyawa
|
+2
|
Mn(OH)2, MnS, MnSO4, dan MnCl2
|
+4
|
MnO2
|
+7
|
KMnO4
|
f) Besi (Fe)
Kelimpahan besi dialam menempati urutan ke empat terbanyak di kulit bumi.
Besi merupakan logam yang sangat penting dalam industri sehingga logam besi
paling banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari.
Besi bersifat feromagnetik. Oleh karena itu, banyak oksida besi digunakan
sebagai perangkat elektronik, memori komputer dan pita rekaman. Kompleks besi
juga berperan penting dalam proses biologis, diantaranya untuk membentuk
haemoglobin dalam darah dan klorofil pada tanaman.
Besi murni bersifat lunak, liat, dan cukup reaktif. Oleh karena itu, besi
selalu dipadukan dengan logam lain membentuk aliase, misalnya baja atau
stainless steel agar lebih keras. Baja dibuat dari besi kasar yang di tambah
Mn, Cr, Ni, atau unsur lain sesuai dengan tujuan penggunaan baja tersebut.
Biloks
|
Senyawa
|
+2
|
FeS, FeSO4.7H2O, dan K4Fe(CN)6
|
+3
|
FeCl3, Fe2O3, K3[Fe(CN)6],
dan Fe(SCN)3
|
Campuran +2 dan +3
|
Fe3O4 dan KFe[Fe(CN)6]
|
g) Kobalt (Co)
Kobalt bersifat mirip dengan nikel. Kobalt bersama-sama dengan nikel
terdapat dalam senyawa besi. Unsur kobalt tidak reaktif, namun stabil terhadap
panas. Kobal digunakan untuk membuat paduan logam. Campuran besi kobalt
mempunyai sifat tahan karat. Alinico merupakan paduan aluminium, nikel, kobalt,
dan tembaga yang bersifat magnet kuat. Kobalt juga banyak dimanfaatkan dalam
pembuatan mesin jet, mesin turbin, peralatan tahan panas. Isotop radioaktif
kobalt (Co -60) berguna dalam pengobatan kanker.
Ion Co2+ dalam bentuk larutan digunakan sebagai bahan tinta
yang tidak berwarna sementara itu, kertas yang mengandung ion Co2+ digunakan
untuk mendeteksi perubahan cuaca. Jika cuaca lembab (akan turun hujan), kertas
berwarna merah karena mengandung ion Co2+. Jika cuaca cerah kertas
berwarna biru karena mengandung ion Co3+.
Biloks
|
Senyawa
|
+2
|
CoSO4, [Co(H2O)6]Cl2,
[Co(H2O)6](NO3)2, dan CoS
|
+3
|
CoF3, Co2O3, K3[Co(CN)6],
dan [Co(NH3)6]Cl3
|
h) Nikel (Ni)
Nikel merupakan logam putih mengkilap seperti perak dan dijadikan sebagai
penghantar panas atau listrik yang baik. Selain dalam bentuk senyawa mineral,
nikel juga dijumpai sebagai senyawa kompleks, misalnya [Ni(NH3)6]Cl2 dan
[Ni(NH3)6]SO4 yang digunakan dalam
elektroplating.
Nikel juga berfungsi untuk melapisi logam agar tahan karat dan sebagai
campuran logam, misalmonel (paduan 60% Ni, 40% Cu, dan sedikit Fe, Mn, Si, C)
dan alnico. Serbuk nikel biasa digunakan sebagai katalis dalam reaksi reduksi
senyawa hidrokarbon, contohnya proses hidrogenasi lemak pada pembuatan
margarin. Nikel (III) oksida (Ni2O3) digunakan dalam sel
Edison.
Biloks
|
Senyawa
|
+2
|
NiCl2, [Ni(H2O)6]Cl2,
NiS, NiO, Co2O3, [Ni(H2O)6]SO4
|
i) Tembaga (Cu)
Di alam tembaga terdapat dalam bentuk bijih tembaga. Sekitar 80% tembaga
diperoleh sebagai sulfida. Namun, adapula yang ditemukan dalam keadaan bebas.
Tembaga merupakan logam yang berwarna kemerahan. Logam ini termasuk penghantar
panas dan listrik yang baik. Oleh karena itu, tembaga banyak digunakan sebagai
kabel listrik (alat-alat elektronik). Tembaga juga mudah ditempa dan bercampur
dengan emas sehingga digunakan pada pembuatan kerajinan.
Tembaga juga banyak digunakan untuk membuat paduan logam seperti kuningan
(tembaga dan seng), perunggu (tembaga dan timah), monel, alnico, dan
sebagainya. Kegunaan tembaga lainnya sebagai berikut.
1. Menguji kemurnian alkohol
dengan memasukkan serbuk putih CuSO4 ke dalam alkohol yang
mengandung air. Serbuk putih menjadi biru karena mengikat air. Reaksinya :
CuSO4 + 5H2O
CuSO4.5H2O
Putih
biru
2. Membuat rayon/sutra buatan
dengan melarutkan selulosa ke dalam larutan Schweitsern (larutan ion kompleks
kupri tetrain [Cu(NH3)4]2+dari Cu(OH)2 yang
dilarutkan dalam larutan NH4OH).
3. Mematikan serangga atau hama
tanaman menggunakan bubur bordeaux (campuran Cu(OH)2 + CaSO4 yang
dibuat dari CuSO4 + Ca(OH)2).
4. Menguji sifat pereduksi dari
senyawa yang mengandung gugus aldehid/alkanal.
Tembaga dapat diidentifikasikan dengan cara mengaliri gas H2S
pada senyawa yang meengandung Cu2+, sehingga menghasilkan endapan
yang berwarna hitam. Reaksinya:
Cu2+(aq) + H2S(g)
Cu(s) + 2H+(aq)
Hitam
Biloks
|
Senyawa
|
+1
|
Cu2O, Cu2S, dan CuCl
|
+2
|
CuO, CuSO4.5H2O, CuCl2.2H2O,
dan [Cu(H2O)6](NO3)2
|
j) Seng (Zn)
Seng merupakan unsur terakhir pada deret logam transisi periode keempat.
Seng digunakan sebagai logam pelapis besi agar tahan karat. Seng juga berguna
untuk paduan logam (misal kuningan), zat antioksidan pada pembuatan ban mobil,
bahan pembuatan cat putih, dan bahan untuk melapisi tabung gambar televisi
karena dapat berfluoresensi (mengubah berkas elektron menjadi cahaya tampak).
Lembaran seng dapat dimanfaatkan sebagai atap bangunan.
Pembuatan logam seng dilakukan dengan pemanggangan seng sulfida (ZnS)
kemudian oksida seng direduksi dengan karbon pijar. Reaksinya :
2ZnS(s) + 3O2(g)
2ZnO(s) + 2SO2(g)
ZnO(s) + C(s)
Zn(g) + CO(g)
Proses ini berlangsung pada suhu ± 1.200oC. seng dalam bentuk
gas dikondensasikan menjadi debu seng.
Diantara beberapa unsur transisi, logam besi dan tembaga merupakan unsur
transisi yang banyak terdapat di alam. Berikut ini proses pengolahan 2 logam
tersebut:
1. Proses pengolahan Besi
Proses pengolahan bijih besi untuk menghasilkan logam besi dilakukan dalam
tanur tinggi. Prinsip kerjanya dengan mereduksi oksida besi dengan gas karbon
monoksida.
Adapun langkah-langkah dalam proses pengolahan besi dari bijihnya sebagai
berikut.
a. Bahan-bahan dimasukkan ke dalam tanur melalui puncak tanur.
Bahan-bahan tersebut meliputi hal-hal berikut.
1) Bahan utama, yaitu bijih besi hematit (Fe2O3)
dicampur dengan pasir (SiO2) dengan oksida-oksida asam lain. Bahan
ini akan direduksi.
2) Bahan pereduksi, yaitu kokas (karbon)
3) Bahan tambahan, yaitu batu kapur (CaCO3) yang berfungsi
untuk mengikat zat-zat pengotor.
b. Udara panas dimasukkan dari bagian bawah tanur sehingga suhu tanur
semakin ke atas semakin rendah. Hal ini menyebabkan kokas terbakar.
c. Gas CO2 yang terbentuk direduksi oleh kokas yang
panas menjadi CO.
d. Gas CO yang terbentuk dan kokas akan mereduksi bijih besi (Fe2O3).
e. Besi cair yang terbentukmengalir ke bawah dan berkumpul didasar
tanur.
f. Pada bagian tengah tanur, batu kapur terurai.
g. Selanjutnya CaO akan mengikat zat pengotor dan membentuk terak pada
dasar tanur.
Terak yang terbentuk akan mengapung di permukaan besi cair dan keluar
melalui saluran tersendiri. Terak tersebut dapat dimanfaatkan sebagai bahan
baku pembuatan beton jalan raya.
Besi cair pada dasar tanur tersebut disebut besi kasar. Selanjutnya besi
kasar dikeluarkan dari tanur dengan dituang dalam cetakan-cetakan menjadi besi
tuang atau besi cor yang bersifat keras dan rapuh. Besi kasar mengandung 95%
besi, 4% karbon, dan sisanya berupa fosforus, silikon, belerang, dan mangan.
Besi dapat terbentuk jika kadara karbonnya dikurangi dengan memanaskannya
sehingga karbon yang terkandung dalam besi teroksidasi menjadi gas CO2.
Besi yang memilki kadar karbon cukup rendah disebut besi tempa. Besi ini
digunakan untuk berbagai peralatan seperti cangkul, mur, baut, dan pembuatan
baja.
2. Pengolahan Tembaga
Proses pengolahan tembaga diawali dengan pemanggangan kalkopirit (CuFeS2)
atau bijih tembaga lain. Hasil pemanggangan dioksidasi dalam oksigen.
Tembaga yang dihasilkan dimurnikan secara elektrolisis dan flotasi.
Pemurnian tembaga dengan elektrolisis dilakukan dengan menempatkan tembaga
kotor di anode menggunakan larutan elektrolit CuSO4 sehingga
tembaga murni akan diperoleh di katode.
Terima Kasih. Semoga bermanfaat :)
Sangat membantu👍👍
BalasHapusWow lucu banget puisinya
BalasHapusAh ah ah ah nikmat nya😂
BalasHapusKenapa tidak ada daftar pustaka ya
BalasHapusTerima kasih
BalasHapusH
BalasHapus